PENYERAPAN ION Cu(II) OLEH BIOMASSA MIKROALGA (Tetraselmis Chuii) DALAM AIR
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Jurusan Kimia - Dibaca - : 87611 kali
PENYERAPAN ION Cu(II) OLEH BIOMASSA MIKROALGA (Tetraselmis Chuii) DALAM AIR
Bahrizal
Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA UNP Padang
ABSTRACT
The case of heavy metal toxicity as a result of discharge industrial effluents to environment has been ever reported. Many strains of water plant from microalgae, which can adsorb heavy metal-ion from water ,have been known. This investigation intend to determinate capacity of adsorption T. chuii biomass for copper(II) ion in water. Biomass of T .chuii was obtained from BBAP’s laboratory, Jepara, Center Java. A dry weight of 100 mg T. chuii biomass was put into 50 ppm of the metal-ion slotution. The pH was varied from 4,0 to 6,5. These solutions were stirred for 30 minutes. After filtering, the metal-ion concentration in the filtrate was determined by atomic absorption spectrometry. The amount of ion adsorbed by the biomass was taken as the difference between the initial and final concentrations of the solution. The same method was also carried out to the varied concentration. The result showed, the optimum pH for metal-ion adsorption by the biomass is 5,5, having adsorption value 12,48 mg/g. Capacity of metal-ion adsorption was obtained by treatment varied concentration, yielded value of 47,41 mg/g.
Keywords: biomass, microalgae, capacity, adsorption.
PENDAHULUAN
Dengan meningkatnya aktivitas manusia di segala bidang, menyebabkan meningkat pula jenis polutan (pencemar) yang masuk ke lingkungan, terutama lingkungan dengan sistem perairan. Salah satu jenis polutan yang dapat masuk ke lingkungan adalah logam berat (toksik). Beberapa industri juga dihadapkan pada masalah teknologi pemisahan logam-logam toksik dari limbahnya. Berbagai kasus keracunan oleh logam toksik telah banyak dilaporkan. Kasus keracunan yang cukup terkenal adalah yang terjadi di Minamata, Jepang. Biasanya, pengolahan limbah industri yang mengandung logam toksik dilakukan dengan cara kimia. Menurut Harris dan Ramelow (1990) penggunaan cara-cara kimia untuk mengatasi limbah logam berat, memerlukan biaya operasional relatif mahal. Di samping itu, dengan cara kimia ternyata tidak semua logam berat dapat diatasi secara sempurna. Oleh sebab itu, perlu diadakan usaha untuk mendapatkan bahan atau cara alternatif mengatasi limbah logam berat yang masuk ke sistem perairan. Salah satu cara alternatif pemisahan logam toksik dari limbah dengan biaya relatif murah adalah menggunakan alga sebagai bahan penyerap. Torres dkk, (1998) menyatakan bahwa, kemampuan fitoplankton untuk mengumpulkan ion-ion logam seperti Cd2+, Cu2+ dan Pb2+ dari air laut sudah dikenal baik. Limbah mengandung logam tembaga berasal dari industri peralatan listrik, pipa air, peralatan kapal, pembuatan ketel, alat penyuling, industri automotif dan industri logam campuran (aliasi).
Penelitian tentang serapan ion logam toksik oleh fitoplankton atau organisme lain, telah pernah dilakukan. Harris dan Ramelow (1990) meneliti kemampuan biomassa alga dari spesies C. vulgaris dan S. quadriqauda untuk menyerap ion-ion logam : Ag+, Cu2+, Cd2+ dan Zn2+. Zhao, dkk (1994) meneliti kemampuan biomassa alga dari spesies C. prolitera dan P. pavonica untuk menyerap ion-ion logam toksik di dalam air. Kemudian, Ramelow, dkk (1996) telah meneliti kemampuan biomassa alga laut dari spesies Chlorella vulgaris untuk menyerap ion-ion logam toksik, yaitu ion Cu2+ dan ion Pb2+ di dalam air. Bahrizal (1997) meneliti serapan ion logam Cr3+, Cu2+, Mn2+ dan Mo3+ oleh biomassa C. calcitran. Bahrizal (2000) meneliti serapan ion Cu2+ oleh biomassa alga dalam air. Eromosele dan Abare (1998) meneliti kemampuan serapan biomassa Butyrospermum parkii terhadap ion-ion Fe3+ dan Zn2+.
Tetraselmis chuii (T. chuii) merupakan salah satu dari jenis mikroalga (fitoplankton) yang hidup di laut. Fitoplankton ini memiliki sel tunggal dengan ukuran sel antara 7-12 mikron, dan berwarna hijau. Alga ini mengandung senyawa protein sekitar 48,42 %, karbohidrat 20,71 % dan lemak 9,70 %. Karena ukuran sel sangat kecil, fitoplankton memiliki luas permukaan yang jauh lebih besar dibandingkan organisme lain yang mempunyai ukuran massa sama. Oleh sebab itu, fitoplankton diharapkan dapat menyerap ion logam jauh lebih besar dibanding organisme lain. Sel alga dan mikroorganisme lain dapat menyerap berbagai macam logam dari larutan di lingkungan. Serapan logam dapat terjadi pada organisme hidup maupun mati, dan proses tersebut tidak bergantung pada aktivitas biologi. Menurut Greene, dkk (1986) dan Vicente (2004) permukaan sel alga dan mikroorganisme lain mengandung gugus-gugus fungsional seperti amina, amida, imidazol, hidroksil, karboksilat, pospat, thiol, thioeter dan gugus-gugus lain yang berpotensi untuk mengikat ion logam.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang serapan ion Cu(II) oleh biomassa alga dari spesies T. chuii. Pemilihan alga dalam penelitian ini, adalah selain dapat menyerap ion logam, alga ini dapat berkembang biak dengan mudah dan cepat serta mempunyai daya adaptasi yang kuat. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh data tentang kemampuan biomassa T. chuii untuk menyerap ion logam Cu(II) dalam air. Dengan diperolehnya data-data tersebut, diharapkan biomassa alga dari spesies T. chuii ini dapat digunakan sebagai bahan alternatif untuk mengatasi ion-ion logam berbahaya yang terdapat dalam limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas serapan ion Cu(II) oleh biomassa T. chuii dalam air. Variabel-variabel yang digunakan adalah pH (tingkat keasaman) larutan Cu(II) dan konsentrasi ion Cu(II). Manfaat penelitian ini pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah memberikan informasi data pada bidang kimia lingkungan, terutama lingkungan dengan sistem perairan. Dengan diketahuinya data-data tersebut, diharapkan spesies alga T. chuii dapat berguna sebagai bahan alternatif untuk menyerap ion logam berbahaya dalam air.
METODE PENELITIAN
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen (laboratorium) yang dilaksanakan pada Laboratorium Kimia UNP Padang pada bulan April sampai bulan September 2005. Biomassa T. chuii diperoleh dari Laboratorium Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Jepara, Propinsi Jawa-Tengah. Variabel-variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah tingkat keasaman (pH) larutan Cu(II) dan konsentrasi ion Cu(II) dalam larutan. Waktu kontak antara larutan logam dengan biomassa T. chuii adalah 30 menit.
Alat dan bahan. Alat yang digunakan untuk penelitian ini: berupa peralatan gelas, Magnetic Stirrer, pompa vakum, pH-Meter “Corning”, neraca analitik, spektrofotometer serapan atom (AAS) merek “Perkin Elmer”; sedangkan bahan-bahan/zat kimia yang digunakan adalah: tembaga, asam nitrat, amoniak, biomassa mikroalga T. chuii, aquades dan kertas saring Whatman No 42.
Larutan yang diperlukan. Larutan induk Cu(II) 1000 ppm, dibuat dengan melarutkan 2,683 tembaga(II) klorida dihidrat dengan aquades sampai volume mencapai 1000 mL. Larutan Cu(II) dengan konsentrasi yang lebih encer dibuat dari larutan induk dengan menggunakan rumus pengenceran.
Menentukan pH optimum. Disediakan tiga gelas piala ukuran 100 mL berisi masing-masing 25 mL larutan Cu(II) 50 ppm dengan pH 4,0. Ke dalam tiga gelas piala tersebut ditambahkan masing-masing 100 mg biomassa T. chuii. Lalu diaduk selama 30 menit, kemudian disaring dan filtrat diukur dengan alat AAS. Pekerjaan yang sama dilakukan untuk pH 4,5; 5,0; 5,5; 6,0 dan 6,5. Pada langkah ini akan diperoleh pH optimum yang digunakan untuk langkah selanjutnya.
Menentukan kapasitas serapan. Disediakan tiga gelas piala ukuran 100 mL berisi larutan Cu(II) dengan konsentrasi 50 ppm pada pH = 5,5. Kepada masing-masing larutan tersebut ditambahkan 100 mg biomassa T. chuii. Lalu diaduk selama 30 menit, kemudian disaring, filtrat diukur dengan alat AAS. Pekerjaan yang sama dilakukan untuk konsentrasi 75, 100, 125, 150, 175, 200, 225 dan 250 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
Bahrizal, (1997), “Pengikatan Krom(VI), Tembaga(II), Mangan(II) dan Molibdenum(VI) Oleh Chaetoceros Calcitran”, Tesis S2, UGM, Yogyakarta.
Bahrizal, (2000), “Proses Serapan Ion Tembaga Oleh Alga Dalam Air”, Laporan Penelitian Dosen Muda, Universitas Negeri Padang.
Christ, R.H., Oberhorse, K. dan McGarrity, J., (1992), “Interaction of Metals and Protons With Algae, 3. Marine Algae, With Emphasis on Lead and Aluminum”, Environ. Sci. Technol., Vol. 26, No. 3, 496-502.
Costa, A.C., (2003), “An evaluation of copper biosorption by a brown seaweed under optimized conditions”, Electronic Journal of Biotechnology, Vol. 6, No. 3, 174-184.
Darnall, D.W., Greene, B., Henzy, M.T., Hosea, J.h., McPherson, R.A., Sneddon, J. dan Alexander, M.D., (1986), “Selective Recovery of Gold and Other Metal Ions From Algal Biomass”, Environ. Sci. Technol., Vol. 20, No. 2, 206-208.
Eromosele, I.C. dan Abare, L.D., (1998), “Sorption of Iron and Zinc Ions From Non-Aqueous Solution by The Sea Butter (Butyrospermum parkii) Seed Husks”, Bioresource Technology, 66, 129-132.
Greene, B., Hosea, M., McPherson, R., Henzi, M., Alexander, M.D. dan Darnall, D.W., (1986), “Interaction of Gold(I) and Gold(III) Complexes with Algal Biomass”, Environ. Sci. Technol., Vol. 20, No. 6, 627-632.
Harris, P.O. dan Ramelow, G.J., (1990), “Binding of Metal Ions by Particulate Biomass Derived from Chkorella Vulgaris and Scenedesmus Quadricauda”, Environ. Sci. Technol., 24, 220-228.
Ramelow, U.S., Guidry, C.N. dan Fisk, S.D., (1996), “A kinetic study of metal ion binding by biomass immobilized in polymers”. J. of Hazard. Mat., 46, 37-55.
Torres, E., Cid, A., Herrero, C. dan Abalde, J., (1998), “Removal of Cadmium Ions by The Marine diatom Phaeodactylum Tricornutum Bohlin Accumulation and Long-Term Kinetic of Uptake”, Bioresource Technology, 63, 213-220.
Vicente, M.E.S., (2004), “Biosorption of Cadmium by Fucus spiralis”, Environ. Chem., 1, 180-187.
Zhao, Y., Hao, Y. dan Ramelow, G.J., (1994), “Evaluation of Treatment Techniques for Increasing The Uptake Metal Ions From Solution by Nonliving Seaweed Algal Biomass”, Environ. Mon. Ass., 33, 61-70.
Zhou, J.L., Huang, P.L. dan Lin, R.G., (1998), “Sorption and desorption of Cu and Cd by macroalgae and microalgae”, Environ. Pollut., 101, 67-75.
- IMPLEMENTASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51 DAN APLIKASI PADA SISTEM P
- ISOLASI STREOID DARI DAUN TUMBUHAN ASAM JAWA (Tamarindus indica L.)
- ESTIMASI RELIABILITAS MODEL UJI HIDUP DIPERCEPAT PADA DISTRIBUSI GAMMA
- VARIASI PARAMETER PADA SUATU MODEL GERAK BROWN GEOMETRI UNTUK MENGANALISA PERGERAKAN ASSET
- DEKONVOLUSI DATA ANOMALI GAYABERAT-MIKRO 4D UNTUK MODEL IDEAL STEAMFLOOD
Isi Komentar :